Cinta itu rumit. Begitu pula kisahku. Aku pernah memendam perasaan yang sangat dalam kepada seseorang, seseorang yang sangat ku cintai. Dia juga pernah mencintaiku, tapi mungkin rasa itu tak sebesar dan sedalam cintaku padanya. 4 bulan kami pacaran terasa sangat menyenangkan, seingatku kami tak pernah bertengkar. segalanya berjalan sempurna. Hidupku seolah tak ada beban. Setiap hari aku tersenyum saat melangkahkan kaki ke sekolah. Harapan bisa bertemu pujaan hatiku memberi motivasi tersendiri bagiku. Namun, kebahagiaan itu tak selamanya bersemi. Seiring masa smp ku berakhir, berakhir pula kisah cintaku dengannya. Berjuta janji dan kasih tlah dia berikan padaku. Sakitnya luar biasa saat dia menggantungkan hubungan kami. Tanpa kabar dia menyiksa batinku. Setiap hari aku menangis, merindukannya. Menantinya datang kembali dalam pelukanku. Namun itu semua sia-sia. saat dia memberi kabar padaku, dengan sempurna pula dia menghancurkan hidupku. Sepihak dia memutuskan hubungan denganku. dan dengan mudah dia memintaku menjadi sahabatnya saja. Setega itukah lelaki? Setidak berperasaan itukah mereka? Jawaban yang tak pernah terbayang sebelumnya. Aku tidak pernah mengira saat seperti itu terjadi dalam hidupku.
Berantakan, itulah hidupku selanjutnya. Tak bisa berhenti menangis, memikirkannya. Dan aku masih berharap itu semua hanya mimpi buruk. Semua benda pemberiannya seolah mengingatkanku pada kenangan manis bersamanya dan itu membuatku semakin tersiksa. Tak ada yang bisa mengobati lukaku, terlalu dalam, terlalu pedih. Bukan berlebihan, tapi itulah kenyataannya. Kenyataan yang pahit dan meracuni tubuhku.
Sangat lama aku merasakan kepedihan itu sendiri. Terkadang dia datang sebagai sahabat, namun hanya sesaat. Setelah itu dia pergi lagi, menyisakan air mata kembali. Terus seperti itu hingga satu tahun berikutnya. Akhirnya ada seseorang yang lain datang dalam hidupku. Dia membuatku tersenyum lagi. Dia sempat membuatku jatuh hati. Namun perasaan itu tetap tidak bisa membuatku melupakan cintaku yang dulu. Sungguh tak bisa dimengerti. Harus kuapakan hatiku agar aku bisa melupakan cinta menyakitkan itu. Ku jalani hari dengan berpura-pura mencintai, namun akhirnya ku sadar kalau itu akan sangat menyakitkan baginya. Akhirnya kuputuskan untuk menjauh darinya, membuatnya memebenciku. Usahaku membuahkan hasil. Dia memutuskan hubungan denganku akhirnya. Aku senang karena tidak harus menyakitinya lagi dan aku tidak harus mengucapkan kata "putus" kepada orang lain, karena aku tahu rasanya diputuskan. Sangat menyakitkan.
Setelah kisah itu berlalu, aku menjalani hidupku seperti sebelumnya. Masih terbayang cinta lamaku, dan selalu berharap hal yang mustahil terjadi. Harapan kosong, yang tak akan terwujud.
Susah sekali melupakannya, bahkan sudah terhitung dua tahun aku mencintainya. Terlalu setia dan terlalu bodoh diriku. Cinta yang dulu kuanggap sebagai surga dunia kini menjadi neraka dalam darahku. Momen indah bersamanya bahkan menjadi duri dalam daging, terlalu menyakitkan untuk diingat.
Hingga suatu hari aku menyadari, ada seseorang yang mempunyai figur seperti mantanku. Perhatianku langsung tersita, setiap hari aku memperhatikannya. Ada perasaan aneh yang tiba-tiba datang, perasaan yang udah lama tidak ku rasakan pada orang lain kecuali 'cinta immortal' ku. Dan aku menyadari, bahwa ada sesuatu yang spesial di hatiku untuknya. Aku jatuh cinta lagi, benarkah? Setelah 2 tahun lebih aku tidak bisa merasakan cinta yang lain? Aku sempat tak percaya, tapi itu semua kenyataannya. Senang, tentu. Namun sedih juga. Sebab aku tidak mungkin memiliki yang 'baru' ini. Dia sudah punya cewek. Malangnya nasibku, cinta bertepuk sebelah tangan.
Aku hanya bisa melihatnya dari jauh. Melihat senyumnya yang jelas-jelas bukan buat aku dan tertawa mendengar canda tawanya bersama teman-temannya. Menyedihkan sekali. Tapi mau gimana lagi? Aku tidak punya nyali untuk memberi tahunya. Kemustahilan itu semakin membuat hatiku teriris-iris. Aku memohon kepada Tuhan agar diberikan yang terbaik, apapun itu. Namun dalam lubuk hatiku yang terdalam aku terus berharap untuk memilikinya. Sesekali aku smsan sama dia. kesempatan itu tak pernah ku sia-siakan. Namun hanya sekejap, setelah itu dia pergi lagi. Aku sadar dia sudah ada yang punya. Jadi tak seharusnya aku masuk dalam kehidupan mereka. Karena aku tahu rasanya diduakan, aku tahu rasanya dikhianati. Amat sangat menyakitkan.
Hingga akhirnya ku putuskan untuk menyerah. Menerima dengan ikhlas semuanya dan tak akan pernah tahu kapan aku bisa melupakan cinta baruku ini. Sebab perasaan ini sama dalamnya dengan cinta immortal ku dulu, bahkan mungkin lebih dalam. entahlah, aku pasrah.
Tapi tiba-tiba berita mengejutkan datang, dia benar-benar putus dengan pacarnya! Woow, tak pernah ku duga sebelumnya. Padahal dia terlihat sangat menyayangi ceweknya. Tapi putusnya dia dengan kekasihnya bukan berarti ada kesempatan buatku untuk jadi miliknya, meskipun aku sangat berharap. Hmmm, semakin gila aku lama-lama. Tindakan-tindakan frontal bisa saja aku lakukan demi menuruti kemauanku, keras kepala. Itulah aku, tidak pernah berubah dari dulu, zzz
Hingga tiba di mana kegilaanku memuncak, hari senin 91109 aku dengan pedenya meminta tebengan dia ke rumah kakak genku, yah ada acara gen begitulah. Dan dia bersedia, weew! Shock juga aku dan mulailah kebingunganku, mulai dari nyari baju, dandan, dan grogiku yang gila-gilaan. Sudah lama sekali aku tidak merasakan hal sedahsyat itu kepada lelaki, ternyata aku masih bisa jatuh cinta lagi :D, tapi aku tidak mengerti alasanku mencintainya apa.
Dan malam itu adalah malam yang sangat istimewa buatku. Tak pernah terbayang sebelumnya aku bisa sedekat itu dengannya. Dia begitu baik, perhatian dan itu sangat membuatku melayang. Dia juga sempat memberiku sesuatu yang mungkin tidak berarti untuknya, tapi teramat sangat berarti untukku. Dia membuatku terbang dengan motornya, dan aku sangat menyukai itu. Gila nyetirnya, tapi sangat memuaskan. Aku berharap momen indah itu akan terulang lagi, tapi sekali lagi itu hanya harapan.
Kebahagiaanku tak sampai di situ, dia smsan lagi denganku. Dan dia tak henti-hentinya menanyakan ‘sapa orang yang kamu sukai itu dek?’. Gimana coba aku njawabnya? Bisakah aku jujur dengannya tentang perasaanku padanya?
Dan ternyata bisa, besoknya akhirnya aku menyerah. Dia terus menanyakan hal yang sama, lalu aku mengatakan sejujur-jujurnya. Lega, itu pasti. Tapi juga Malu! Mau ditaruh di mana mukaku kalo ketemu dia? Tapi aku berusaha menganggap aku tidak pernah mengatakan apapun ke dia. Jujur, aku tidak bisa membaca responnya. Baru kali ini aku benar-benar tidak bisa membaca perasaan cowok. Wew, susah! Gk ngerti apa sebenarnya yang dia rasakan padaku dan apa maunya. Dia terus melanjutkan smsan denganku sampai hari ini, tepatnya siang tadi. Huff, dan aku terus menunggu sms nya. Kepalaku pusing setiap kali memikirkan dia. Semakin dekat dengannya, semakin takut aku ditinggalkan.